Day 02 - Your first love
Eheemmm..challenge day 02 ini bikin saya berlama-lama di layar
komputer. Gimana tidak, berkali-kali ngetik endingnya saya Ctrl+del.
Well, pada akhirnya saya menyelesaikannya juga. Let’s enjoy to read
Tahun 2005.
Saya
masih inget banget, pertama menginjak masa remaja masih berusia 15
tahun. Untuk masa itu, saya bukanlah gadis dengan polesan make up yang
suka
nongkrong tiap weekend dan bersenda gurau dengan lawan jenis. I’m a
nerd, quiet dan punya jam malam yang lumayan ketat. Tetapi, saya
berjanji pada diri sendiri “saya ingin eksis”, maka yang saya lakukan
adalah gabung dengan berbagai organisasi salah satunya Karang Taruna
dikampung.
Awal tahun 2005, adalah awal pembentukan untuk
masa jabatan periode berikutnya dan saya memberanikan diri bergabung
dalam kerumunan tersebut. Pertemuan rapat kali itu tentu saja pemilihan
pengurus karang taruna dan juga perkenalan anggota baru. Dan dari
situlah saya mengenalnya..
Saat itu saya masih kelas 9 SMP dan dia
tiga tahun lebih tua dari saya. Yang artinya dia duduk di bangku kelas
XI SMA. Rumah kami beda gang tapi cukup berdekatan sehingga interaksi
bertemu atau saling tatap lumayan sering haha..
Dia seseorang yang
menyenangkan, humoris, ramah, pintar main gitar. Saking ramahnya dia
bisa menyapa ibu-ibu satu per satu ketika dia lewat. Bercandaan dan
ketawa ngakak dengan ibu saya sendiri bahkan. Pada waktu itu
ketika sore hari dia datang kerumah. Saya sudah ancang-ancang didepan
pintu untuk bilang “Mas ku lagi gak ada dirumah mas” namun apa yang dia
katakan “aku gak mencari mas mu kok, aku mau ngajakin kamu main monopoli
” (sambil menyodorkan monopoli baru nya yang dibawa kerumahku). Kakak
laki-laki saya seumuran dia, biasanya mereka juga sering ngobrol atau
keluar bareng jadi saya mikirnya dia kerumah mau ngajak main kakak saya.
Sejak saat itu kami akrab, dan sering sekali kerumah cuman buat ngajak
saya main monopoli, atau minta saya nemenin dia gitaran. lucu ya waktu
itu hahha..
Selanjutnya…saya ingin dia datang setiap hari :D
-
Tahun 2006
Saya
pisah kartar dengan dia. Kampung saya untuk pertama kalinya menyerahkan
urusan event dan segala macam acara kepada kami anak-anak muda yang
sebelumnya diurus oleh bapak-bapak. Apalagi saat itu kami sedang dalam
semangat huru hara khas anak muda yang ingin menyusun berbagai macam
acara. Ternyata, dia kerap kali datang ke tempat rapat kami.
Bukan. Bukan nyamperin saya kok. Ada teman-teman lain yang dia kenal
juga. Seusai rapat kami menyempatkan berkumpul dilapangan (sebelah rumah
saya). Kami bermain tebak-tebakan, main petak umpet, main engkle, main
gitar dan bernyanyi bareng. By the way…saya rindu masa-masa pertemanan
yang tanpa gadget.
Dan pada suatu hari..
Dia memetik gitarnya dan saya menyanyi lepas beberapa lagu.
“kira-kira bisa gak ya aku dikenalin sama teman kamu?”
Seketika
saya sedih. Sedih sekali. Saya sudah menaruh hati saat itu tapi tidak
berbalas. Saya diam agak lama, tak mau diri ini makin egois saya berkata
“ada kok mas, kriteriamu seperti apa?” (sambil menyembunyikan ekspresi
kesedihan).
Dan berikutnya..saya mengenalkan dia dengan teman
sekelas. Eh, gak hanya sekelas ding. Teman sebangku, eh gak hanya
sebangku tapi teman dekat yang bahkan sudah tau kalau saya naksir si
cowok ini nih. Hahaha..
Saya membiarkan rasa ini pupus dengan sendirinya..
-
Tahun 2007
Waktu
berlalu sejak perkenalan mereka waktu itu. Tidak ada yang berubah dari
mereka berdua. Dia tetap ngajakin main monopoli, teman sebangku saya
tetap baik meskipun ada beberapa hal yang kami batasi obrolannya.
Terutama saat dia cerita soal malam minggunya dengan dia. Saya bilang,
belum siap mendengarnya.
Hal terpedih yang pernah saya alami
adalah ketika sepulang sekolah pukul 15.00. Kami berdua menunggu angkot
untuk pulang. Jam segitu sekolahan dan sekitarnya sudah sepi sekali.
Sudah satu jam kami menunggu angkot tapi nggak ada satupun yang lewat.
Dan teman saya tiba-tiba sakit perut. Tak lama si dia datang menjemput
teman saya ini. Saya tau benar mereka tidak bermaksud bikin saya sakit
hati. Dengan hati yang sekuat baja, dan ekspresi wajah yang sok tegar, saya menyuruh mereka cepat pulang karena teman saya yang sakit.
Belum
ada 10 meter mereka meninggalkan tempat saya berdiri, airmata saya tak
terbendung. Tak lama saya sudah berada di angkot, duduk di deretan
paling belakang sambil melipat tangan dan menundukkan kepala hingga
tertidur (Maklum jarak Keputih-Kenjeran naik angkot normal satu jam,
jika macet bisa satu setengah jam). Lalu…
“Mbak..mbak, ini sudah sampai terminal terakhir,”
Suara
bapak sopir membangunkan saya. Rupanya saya terlewat jauh dari tempat
yang semestinya turun. Akhirnya saya putuskan naik angkot lagi menuju
pulang.
Kemudian waktulah yang menjawab..
-
Tahun 2010
They
are getting married, and I’m totally happy with them. Wong saya jadi
kembang mayang nya waktu itu. We keep be friend until now. I get
unforgettable story and many lesson because of that.
Everyone can find their happiness with the other ways.
Hingga saat ini saya masih sering ketawa mengingat kisah itu. Hahaha.
#RizaDenyChallenge #Challenge30days #PindahandariTumblr
#RizaDenyChallenge #Challenge30days #PindahandariTumblr
Komentar
Posting Komentar